Dukungan Habib Jadi Nilai Tambah Airlangga Sebagai Cawapres Jokowi

Airlangga Hartarto (Foto: Audrey Santoso/detikcom)
Islam politik adalah ranah yang sebenarnya asing bagi kalangan habib di Indonesia. Tapi sejak aksi Habib Rizieq Shihab yang memanfaatkan emosi umat untuk kepentingan politik, sejak saat itu pula kian lama Islam politik yang dilakoni para habib kian berkembang dan berjalan seiring perkembangan politik di tanah air.
Ada dua event politik terkait pergerakan politik para habib dan ulama di akhir minggu lalu. Yang pertama yaitu ijtima ulama dan tokoh nasional yang digelar GNPF pada 27-29 Juli 2018 dan menghadirkan Prabowo serta partai oposisi. Yang kedua adalah pertemuan halal bihalal ulama Nusantara se-Jabodetabek pada Sabtu (28/7/2018) yang menghadirkan Airlangga Hartarto.
Disadari atau tidak, habib pun terbelah dalam ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Yang menarik adalah kehadiran sosok Airlangga Hartarto dalam acara halal bihalal ulama Nusantara. Sosok Menteri Perindustrian yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar ini memberikan kejutan dengan kehadirannya dalam acara tersebut.
Selama ini yang terlihat dari seorang Airlangga Hartarto, beliau adalah teknokrat yang memang memiliki kapabilitas mumpuni di bidangnya. Hal tersebut terlihat dari rekam jejaknya bergelut di dunia industri dan ekonomi selama ini. Posisinya sebagai menteri yang mengurusi masalah perindustrian adalah bukti bahwa Joko Widodo pun melihat kemampuan Airlangga Hartarto untuk turun tangan membenahi permasalahan di sektor perindustrian yang kompleks.
Ditambah lagi dengan posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar, partai besar di Indonesia membuat sosok Airlangga Hartarto memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh sosok lainnya yang disebut-sebut akan menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019.
Airlangga Hartarto dekat dengan Habib
Kehadiran ketua umum partai berlambang beringin dalam acara halalbihalal ulama Nusantara tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada para habib dan ulama. Dalam keterangannya, Airlangga mengatakan bahwa dirinya diundang oleh Habib Luthfi dalam rangka silaturahmi, untuk mempererat hubungan yang telah baik dengan para habib dan ulama. “Saya diundang. Kedatangan ini dalam rangka silaturahmi. Tentunya ini ajang silaturahmi dengan para habib,”demikian Airlangga memberikan penjelasannya ketika tiba di lokasi acara.
Hal ini jelas memberikan dampak positif bagi Airlangga Hartarto. Karena selama ini, Airlangga tidak digambarkan dekat dengan ulama. Dalam persaingannya memperebutkan kursi Cawapres mendampingi Jokowi, sosok yang dekat dengan ulama seolah melekat pada sosok Muhaimin Iskandar, yang merupakan Ketua Umum PKB, Romahurmuziy (Ketua Umum PPP), ataupun KH Ma’ruf Amin (Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan juga Rais ‘Aam PBNU) serta Mahfud MD (Profesional dan Nahdlatul Ulama).
Kehadiran Airlangga Hartarto memberikan gambaran bahwa dirinya pun dekat dengan ulama. Bahkan hal tersebut pun dikatakan oleh Alhabib Luthfi bin Ali bin Yahya. Habib Luthfi mengakui bahwa dirinya memang dekat dengan Airlangga. Sang habib pun mengakui bahwa Hartarto Sastrosoenarto, ayah Airlangga Hartarto, adalah sahabatnya. “Saya kenal baik. Bahkan beliau dulu pernah silaturahmi di Pekalongan, di tempat saya. Jadi waktu saya ketemu dia (Airlangga) tidak mengherankan,” demikian ungkap Habib Luthfi.
Habib Luthfi dan Airlangga Hartarto dalam acara Halal Bihalal Ulama Nusantara (28/7/2018) (okezone)
Habib Luhtfi pun mengatakan bahwa Airlangga adalah sosok yang taat terhadap orang tua. “Karena tali silaturahmi menyambung lagi. Orang yang mentaati cinta dan taat kedua orang tua adalah orang yang menjalin silaturahmi yang dirintis orang tua,” demikian Habib Luthfi menuturkan pertemuannya dengan Airlangga, sebagai upaya Airlangga menyambung tali silturahmi yang telah terjalin sejak bersama ayahnya tersebut.
Tidak sekedar menghadiri acara tersebut, Airlangga pun mengungkapkan hubungannya selama ini dekat dengan ulama dan habib. Airlangga kemudian menyebut bahwa dirinya masih keturunan Ki Ageng Gribig, salah satu ulama penyebar Islam di daerah Klaten, Jawa Tengah.
Semasa hidup salah satu kakeknya itu, demikian diceritakan oleh Airlangga, ketika pulang sehabis menunaikan ibadah haji, Ki Ageng Gribig membawa oleh-oleh berupa kue. Kemudian kue-kue itu dibagikan kepada para murid didikannya. Sayangnya, tidak semua muridnya kebagian kue oleh-oleh tersebut. Sebagai gantinya, dibuatkan kue apem. Kue apem ini pada akhirnya menjadi cikal bakal tradisi yang terus berlanjut hingga saat ini, yaitu tradisi ‘Yaa Qawiyyu’.
Tradisi “sebaran” apem ini menjadi rangkaian perayaan Haul Ki Ageng Gribig yang diperingati setiap tahun. Berdasarkan penanggalan Jawa, Haul tersebut akan jatuh pada 22 Oktober mendatang. Pada kesempatan itu pula Airlangga mengundang kehadiran para habib dan ulama untuk menghadiri acara tersebut. “Seizin Habib Luthfi kami mengundang para habib di Jabodetabek dan Jateng,” demikian ujar Airlangga dengan penuh keramahan.
Nilai tambah Airlangga Hartarto
Gambaran kedekatan Airlangga Hartarto kepada para Habib dan Ulama jelas menjadi nilai tambah yang menaikkan nilai tawarnya sebagai sosok Cawapres Jokowi. Posisinya menjadi kian unik, gabungan empat hal penting yang tidak dimiliki oleh calon lain. Pertama, sosok ketua umum partai besar. Kedua, sosok teknokrat yang mengerti permasalahan serta memiliki solusi untuk mengatasi berbagai masalah bangsa. Ketiga, sosok yang telah duduk di pemerintahan, bekerja bersama dengan Presiden Joko widodo. Keempat, sebagai sosok yang dekat dengan ulama. Hal ini memberikan gambaran sosok ideal, memudahkan kerjasama antara ulama dan umara’ dalam membina umat dan membentuk kerjasama demi terwujudnya negara Indonesia yang adil makmur sejahtera.
Sosok Airlangga Hartarto yang ideal ini pun terbaca oleh habib. Dalam acara tersebut, mulai terlihat sinyal dukungan dari habib dan ulama kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Cawapres Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang, sebagaimana diungkap oleh Habib Salim.
Selaku tuan rumah, Habib Salim bin Ahmad bin Jindan menyampaikan dukungannya terhadap Airlangga untuk maju menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Jokowi. “Kalau saya pribadi, saya pribadi ya, Pak Jokowi terinspirasi dengan yang muda yang energik partnernya. Mudah-mudahan jalan sama beliau Insya Allah,” demikian Habib Salim mengungkapkan optimismenya.
Airlangga dan Habib Salim. (©2018 Liputan6.com/Nafis)
Tidak kurang, para habib pun mendoakan Airlangga sebagai Cawapres Jokowi. “Insya Allah apa yang diniatkan beliau dikabulkan Tuhan Yang Maha Esa,” demikian tutur Habib Salim mendoakan sang Ketua Umum Golkar.
Suara Habib Salim bin Ahmad bin Jindan seolah memperlihatkan bahwa Airlangga merupakan sosok pejabat pemerintah (Menteri), politisi (Ketua Umum Partai Golkar), teknokrat (Profesional di bidangnya) yang dekat dengan ulama dan tokoh agama. Secara pribadi, Habib Salim bin Ahmad bin Jindan memberikan dukungan bagi Airlangga Hartarto untuk maju menjadi cawapres pada Pilpres mendatang.
Suara para habib ini juga sekaligus memberikan gambaran jelas kepada Joko Widodo tentang sosok ideal yang akan mendampinginya sebagai Cawapres di Pilpres 2019 nanti. Sosok yang benar-benar mampu serta dibutuhkan untuk mengemban tugas dan amanah rakyat. [###]

*Tulisan ini juga telah dimuat di kabargolkar.com dengan judul yang sama.