Skip to main content

Golkar Hadir Di Setiap Perubahan Zaman

Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto bersama para pimpinan partai saat HUT Golkar ke-53.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto bersama para pimpinan partai saat HUT Golkar ke-53

Golkar adalah napas yang selalu mengiringi Indonesia dalam pergerakannya mengarungi jaman dari masa ke masa. Jaman yang senantiasa selalu berubah membawa tantangan yang berbeda-beda dan penuh tuntutan. Golkar selalu mampu menjawab tuntutan itu dengan sikap yang penuh dengan keluwesan, terukur dan cerdas.
Pada masa-masa akhir pemerintahan Soekarno, tepatnya pada 20 Oktober 1964, berdirilah Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar). Sebuah aksi yang menjawab tuntutan jaman pada saat itu, di saat besarnya gelombang rongrongan komunisme PKI beserta ormasnya dalam kehidupan politik.
Dibutuhkan sebuah kekuatan untuk menandingi rongrongan tersebut, maka militer, khususnya perwira di Angkatan Darat menghimpun puluhan unsur masyarakat mulai dari organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, serta nelayan. Berdiri bersama rakyat di urutan terdepan untuk menyelamatkan, menegakkan Pancasila dan UUD 1945.
Masa lama yang penuh dengan konflik di pemerintahan, di daerah dan juga dengan negara tetangga akan segera menjadi sejarah masa lalu, tibalah saatnya masa baru yang harus dapat menjawab tantangan masa itu dengan pembangunan bangsa dan mengejar ketertinggalan dengan bangsa lainnya. Golkar pun bersiap untuk itu. Masa yang baru dan penuh dengan tantangan itu membuat gerakan yang tadinya berdiri untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945 pun turut berubah untuk menjawabnya. dengan berubah menjadi Golongan Karya.
Golongan Karya membawa gerakan pembangunan bersama pemerintah yang terus memberikan karya-karya bagi pembangunan bangsa dan negara bernapaskan Pancasila dan UUD 1945. Kepercayaan rakyat terhadap Golkar tidak perlu diragukan, dapat terlihat dengan tampilnya Golkar sebagai pemenang pemilu di tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997
Lalu datang sebuah era perubahan yang menuntut Golongan Karya untuk berubah. Bergulirlah arus reformasi. Tuntutan jaman mendorong Golongan Karya bertransformasi menjadi Partai Golkar. Partai yang modern dengan citra baru dan semangat perubahan. Rakyat tidak lupa dengan segala kontribusi Golkar yang telah dicapai untuk kemakmuran rakyat membawa Golkar menempati peringkat kedua pada pemilu 1999 dan kembali menjadi pemenang pemilu 2004.
Perubahan selalu datang tanpa pemberitahuan, namun dibutuhkan kemampuan membaca perubahan itu agar tidak tergerus olehnya, sehingga dapat terus berkarya mengukir prestasi. Partai Golkar pun sudah bersiap mengarungi era baru itu. Era baru, di tengah luasnya lautan keterbukaan informasi dan tingginya aplikasi teknologi masa depan. Golkar menyambutnya dengan tangan terbuka. [###]

*Tulisan ini juga telah dimuat di breakingnews.co.id dengan judul yang sama.